Sempat Terbengkalai, Tradisi Sewu Kupat Desa Colo Kembali di Adakan
Kudus//liputankudus.com – Parade Sewu Kupat Kanjeng Sunan Muria yang sudah menjadi bagian dari tradisi tahunan di bulan syawal bagi warga Colo, yang sempat terbengkalai selama 5 tahun akhirnya di hidupkan kembali.
Acara festival sewu kupat yang akan di selenggarakan pada hari Rabu (17/04/2024) mendatang mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak dan masyarakat sekitar yang sangat antusias membantu jalanya acara tersebut.
Antono, selaku penyelenggara acara menjelaskan bahwa kerinduan masyarakat akan tradisi yang sempat terlupakan selama bertahun-tahun ini akan di gelar kembali untuk mengobati rindu warga dan menghidupkan kembali tradisi di desa Colo.
“Banyak sekali warga yang merindukan acara sewu kupat ini, jadi saya memberanikan diri untuk merangkul seluruh masyarakat untuk menghidupkan kembali tradisi sewu kupat ini, dan alhamdulillah masyarakat desa colo dan sekitarnya sangat antusias mendukung acara tersebut”. Jelasnya saat di temui di kediamanya. Minggu (14/04/2024).
Acara festival sewu Kupat tahun ini akan menjadi festival termeriah karena terdapat berbagai rangkaian acara dan juga perlombaan bagi para peserta kirab, 23 gunungan yang akan di arak dan juga 17 desa di kecamatan Dawe yang ikut serta meramaiakan acara tersebut.
“Acara ini jauh lebih meriah, dari namanya yang awalnya parade kita ganti festival karena nanti akan ada banyak rangkaian acara dan juga hadiah penghargaan bagi para peserta kirab terbaik” terangnya.
Baca juga : Berhasil Menyulap Halaman Rumah Menjadi Kebun Vanili Kushari Tunjukan Tekadnya
Antono juga berpesan untuk seluruh warga kudus khususnya warga colo dan sekitarnya untuk terus mempertahankan tradisi yang sudah ada.
“Mari kita lestarikan dan terus uri-uri tradisi yang ada, bukan hanya sewu kupat tapi rangkaian acara yang lain juga kita hidupkan agar lengkap. Budaya ada, pariwisata ada, ekonomi masyarakat juga jalan” Harapnya.
Baca Juga : belum kantongi pbg operasional cv enggal mukti pedawang di pertanyakan
Dengan kekuatan gotong royong dan semangat untuk mempertahankan akar budaya, Penyelenggara acara dan warga mampu menunjukan bahwa meskipun terbengkalai, warisan tradisi tetap dapat dihidupkan kembali, membawa harapan dan kebangkitan bagi Desa Colo dan sekitarnya.
(Str)