Meriah! Kirab Gunungan dan Tarian Tradisional Iringi Festival Sewu Kupat Kanjeng Sunan Muria
Kudus//liputankudus.com – Grebeg Syawal menjadi sebuah tradisi tahunan dikalangan masyarakat Kudus. Serentak terselenggarakan dihari yang sama, bertepatan pada hari raya idul Fitri kedelapan. Namun, Tradisi yang tersebar dibeberapa titik di Kabupaten Kudus ini, yang selalu ramai menjadi perhatian masyarakat adalah Festival Sewu Kupat Muria. Adapun Titik kumpul kegiatan berlokasi di Taman Ria Colo, Pada hari Rabu (17/04/2024).
Acara Berlangsung dengan meriah dan khidmat, dihadiri secara langsung oleh Hasan Chabibi selaku PJ Bupati Kudus, H. Masan selaku DPRD Kudus, serta para stakeholder dan lapisan masyarakat. Namun yang menjadi spesialnya acara dihadiri juga oleh H. Musthofa, selaku mantan Bupati Kudus dan salah satu pelopor Tradisi Sewu Kupat Muria.
Rangkaian Festival Sewu Kupat Muria dimulai doa bersama di Makam Sunan Muria, kemudian prosesi arak-arakan 23 Gunungan menyusuri jalan. Gunungan berasal dari 18 Desa di Kecamatan Dawe, dan lainnya dari Colo diarak dari Makam Sunan Muria hingga Taman Ria Colo untuk pembukaan acara.
Bukan hanya itu PGMI IAIN Kudus juga ikut memeriahkan acara dengan menampilkan penampilan tari gambyong gamelan karawitan sekar laras sworo, dan tari parijoto.
Baca Juga : penuh berkah festival sewu kupat muria fasilitasi ribuan makan dan minum gratis
Rakanita selaku dosen Seni PGMI IAIN Kudus menjelaskan bahwa penampilan yang di tampilkan oleh anak-anak PGMI ini bukan hanya sebuah penampilan tapi juga ada filosofinya.
“Kami senang sekali bisa ikut membantu memeriahkan acara Festifal Sewu Kupat ini dan dari kami menampilkan beberapa penampilan mulai dari tari gambyong untuk pembukaan acara, gamelan karawitan dari sekar laras sworo dan yang ketiga ada tari parijoto. Nah karena orang colo atau muria ini memang identik dengan parijotonya maka kami bawakan tarian parijoto,” jelasnya.
Sedangkan Musthofa selaku mantan Bupati Kudus dan juga Pelopor Tradisi Sewu Kupat Muria berikan apresiasi terkait upaya Masyarakat yang masih mempertahankan tradisi, serta refleksi sinkronisasi tradisi ritual tidak meninggalkan religi.
“Wujud kebersamaan, kekompakan, dan keselamatan penting dalam kegiatan ini. Harapan utama di kegiatan Sewu Kupat Muria, tidak melupakan antara tradisi dengan berkahnya Mbah Sunan Muria” jelasnya.
Masih di tempat yang sama, Anton selaku penyelenggara Festival Sewu Kupat muria 2024, ikut serta membagikan kemeriahan acara dengan ungkapannya. Bahwa ditahun ini ada perbedaan acara yang menjadi masyarakat lebih semangat dan bervariasi.
“Sebenarnya kegiatan ini sudah vakum beberapa tahun yang lalu karena covid, dan tahun 2024 ini akhirnya diselenggarakan lagi dengan lebih meriah ada lombanya. Adapun untuk tahun depan sudah ada beberapa konsep, menyongsong semarak Festival Sewu Kupat Muria 2025” ungkapnya.
(AST)