Prioritaskan Pembelajaran dengan Love Language, Pada Evaluasi Bulanan Ponpes ABK Al – Achsaniyyah
Kudus // liputankudus.com – Manusia diciptakan di dunia oleh sang maha kuasa, dengan bentuk fisik yang berbeda-beda. Banyak diantaranya yang sedari lahir normal, ada juga yang mempunyai kekurangan. Manusia sering menganggap sebelah mata, atas manusia lain dari kekurangan fisik dan mental. Namun, di Ponpes Al achsaniyyah yang sering disebut anak berkebutuhan khusus (ABK) diberikan kesempatan sama.
Anak-anak di Ponpes ABK Al achsaniyyah ini, diantaranya 40% berstatus yatim ataupun piatu. Sekitar 125 anak berkebutuhan khusus dibimbing, dirawat, oleh kisaran 130 an pendidik dan pendamping. Pendidik dengan rasa sabar dan penyayang, selalu memberikan rasa cintanya pada anak. Maka dengan adanya hari Autis se-dunia, ponpes ABK Al achsaniyyah memperingatinya dengan evaluasi 6 bulanan di Hotel Griptha Kudus. Dilaksanakan pada hari Sabtu, (06/04/2024).
Yeti Trihandayani selaku pengelola yayasan Ponpes ABK Al achsaniyyah, memberikan pengarahan kepada seluruh pendidik yang hadir. Melalui love language dalam pembelajaran yang telah diterapkan para pendidik, menjadikan rasa kasih sayang kepada anak meningkat.
“Pendidik dan pendamping sudah memberikan pengajaran terbaik untuk anak. Namun, saya selalu mengingatkan bahwa dalam setiap pembelajaran dan pendamping gunakan bahasa cinta. Karena rasanya akan beda jika itu menggunakan bahasa cinta,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menambahkan terkait beberapa hal penting dalam evaluasi. Yakni terkait pengelolaan program baru untuk anak, yang sesuai kebutuhan anak. Disertakan kurikulum anak berkebutuhan khusus, yang sesuai peraturan.
“Program-program yang ada di Ponpes ABK Al achsaniyyah, yakni ada program terapi yang sesuai dengan kurikulum ABA. Kesesuaian dengan Quantum teaching, Quantum learning, Auditory, Kinesthetic, dan Visual” tambahnya.
Widiantoro selalu Human Resource Development Ponpes ABK Al achsaniyyah , memberikan beberapa evaluasi kepada para pengajar dan pendamping terkait kinerja selama 6 bulan.
“Kinerja dari para pendidik dan pendamping baik yang shift pagi – siang – sore, sudah luar biasa mendampingi anak-anak. Adapun yang kurang bisa diperbaiki, dan yang baik selalu dipertahankan” tandasnya.
(AST)