EkonomiInspirasiJawa Tengahkudus

Terobosan Baru Ubah Sampah Jadi Media Tanam

Kudus//liputankudus.com – Sampah Masyarakat masih menjadi perhatian khusus yang belum ada jalan keluarnya oleh Pemerintah Indonesia, bahkan persentase setiap harinya bisa diperkirakan 1 Kg dalam satu rumah. Jika hal ini tidak cepat teratasi dalam pengelolaan sampah, ini akan jadi menggunung ditempat Pembuangan Sampah. Sehingga sosok tokoh dari Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan melahirkan terobosan untuk mengatasi gunungan sampah dengan berbagai eksperimen dan cara 5 Detik. (12/06/2024).

Memperoleh terobosan baru dalam pengelolaan sampah kurang lebih dalam 1 Tahun terakhir, bermuasal dari banyaknya Sampah yang diperoleh dari usaha FnB yang dikelola. Sehingga Rif’an yang bernotaben masih menjadi bagian pemerintahan desa dibidang lingkungan, mencoba mencari jalan keluar dan mengajarkannya ke Masyarakat.

Pengolahan ini sering dicetuskan dengan Slogan “Menyulap limbah dapur menjadi media tanam dalam waktu 5 detik,” Rif’an juga membagikan cara pengolahan dari langkah demi langkah.

“Sebelum memasuki proses praktiknya, kita mempersiapkan dengan membuat cairan Biowosh terlebih dahulu. Adapun bahannya adalah Kulit Buah apapun sebanyak 1 Kg, Air 5 liter, dan Promik 250 liter. Dicampur dan diaduk didalam wadah kemudian ditutup dalam waktu 3 kali 24 Jam (72 Jam), nanti akan muncul buih-buih bertanda terurai bahan dan keberhasilannya,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan proses pembuatan kompos dengan waktu kurang dari 5 detik, yakni dengan mencampurkan sampah organik dan air yang telah dicampur cairan Biowosh.

“Proses pembuatannya cukup mudah, yakni dengan mencampurkan sampah disatukan dengan air dan cairan Biowosh, kemudian diaplikasi ke tanah secara merata. Setelah itu sampah di timpa dengan tanah dan bisa langsung ditanami tumbuhan, karena sistemnya dingin jadi tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman.” jelasnya.

Proses pengerjaan ini bisa diterapkan dilingkup kecil mulai dari masing-masing Rumah tangga, karena ini sangat mudah dan harus dikembangkan untuk mengurangi sampah masyarakat di tempat pembuangan sampah TPA. Serta didapatkan bisa menjadi ladang usaha bagi masyarakat karena ini bisa berkelanjutan sampai kapanpun.

(Ast)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *